Mitigasi Bencana
Mitos dan Fakta Seputar Penanggulangan Bencana

Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat risiko bencana tertinggi di dunia. Dari gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, hingga banjir dan tanah longsor, hampir semua jenis bencana alam bisa terjadi di negeri ini. Sayangnya, masih banyak informasi keliru yang beredar di masyarakat soal penanggulangan bencana. Mitos-mitos yang nggak akurat ini bukan cuma bikin orang panik, tapi juga bisa memperbesar risiko korban jiwa kalau dipercaya mentah-mentah. Itulah sebabnya penting buat lo tau dan paham tentang mitos dan fakta seputar penanggulangan bencana.
Di artikel ini, kita bakal ngebahas beberapa mitos yang sering muncul di tengah masyarakat dan membongkar fakta di baliknya. Selain itu, kita juga bakal bahas peran organisasi seperti I-DERU (Indonesian Disaster Emergency Response Unit) dalam membantu upaya penanggulangan bencana di Indonesia.
Mitos dan Fakta Penanggulangan Bencana
1. Hewan Bisa Memprediksi Gempa Bumi
Banyak orang percaya kalau hewan bisa ‘meramalkan’ gempa. Ada cerita tentang anjing yang tiba-tiba menggonggong tanpa sebab atau burung yang mendadak pergi sebelum gempa terjadi.
✅ Fakta: Sampai sekarang, belum ada bukti ilmiah yang memastikan hewan bisa memprediksi gempa. Tapi memang, hewan lebih sensitif terhadap getaran kecil atau perubahan tekanan udara yang terjadi sebelum gempa besar. Jadi, bukan berarti mereka bisa ‘meramal’, tapi mereka merasakan perubahan yang mungkin nggak kita sadari.
2. Saat Tsunami Datang, Air Laut Selalu Surut Dulu
Banyak orang percaya kalau sebelum tsunami datang, air laut pasti surut jauh ke daratan. Karena itu, ada yang nunggu air surut dulu sebelum mencari tempat lebih aman.
✅ Fakta: Nggak semua tsunami diawali dengan air laut yang surut. Ada beberapa tsunami yang langsung menghantam tanpa tanda-tanda jelas. Kalau ada peringatan tsunami dari BMKG atau otoritas setempat, jangan tunggu air surut! Langsung cari tempat lebih tinggi.
3. Gunung Berapi Hanya Meletus Sekali dalam Waktu Lama
Banyak yang berpikir kalau gunung yang baru aja meletus nggak bakal aktif lagi dalam waktu dekat.
✅ Fakta: Setiap gunung berapi punya karakteristiknya sendiri. Ada yang butuh ratusan tahun untuk meletus lagi, tapi ada juga yang aktif dalam hitungan tahun, bahkan bulan. Contohnya Gunung Merapi yang bisa meletus beberapa kali dalam satu dekade. Jadi, tetap waspada dan selalu update informasi dari ahli vulkanologi.
4. Berlindung di Bawah Meja Saat Gempa Itu Berbahaya
Ada anggapan kalau bersembunyi di bawah meja malah bikin kita terjebak dalam bangunan yang runtuh.
✅ Fakta: Metode Drop, Cover, and Hold On adalah langkah paling direkomendasikan para ahli saat gempa terjadi. Berlindung di bawah meja bisa mengurangi risiko cedera dari reruntuhan kecil dan benda jatuh. Tapi, kalau lo berada di dalam gedung bertingkat tinggi, setelah guncangan utama mereda, segera cari tempat yang lebih aman.
5. Bantuan Bencana Harus dalam Bentuk Barang
Saat bencana terjadi, banyak orang ingin membantu dengan mengirim pakaian, makanan, atau barang lainnya. Tapi, apakah ini cara terbaik?
✅ Fakta: Bantuan dalam bentuk barang sering kali nggak sesuai dengan kebutuhan korban di lapangan. Bantuan uang tunai sebenarnya lebih fleksibel karena bisa langsung digunakan untuk membeli barang yang benar-benar diperlukan. Organisasi seperti I-DERU selalu melakukan asesmen dulu sebelum menyalurkan bantuan, supaya lebih efektif dan tepat sasaran.
Peran I-DERU dalam Penanggulangan Bencana di Indonesia
Sebagai negara yang rawan bencana, Indonesia butuh organisasi yang siap siaga dalam memberikan respons cepat dan tepat. I-DERU (Indonesian Disaster Emergency Response Unit) adalah salah satu organisasi yang berperan penting dalam bidang ini.
I-DERU aktif di berbagai operasi kemanusiaan, mulai dari tsunami Aceh, letusan Gunung Merapi, hingga banjir Jakarta. Organisasi ini nggak cuma turun langsung ke lapangan, tapi juga fokus pada edukasi dan kesiapsiagaan masyarakat.
Beberapa program utama I-DERU:
- Pelatihan Manajemen Bencana – Memberikan edukasi dan pelatihan kesiapsiagaan bencana kepada masyarakat.
- Respons Darurat – Mengirimkan tim relawan ke daerah terdampak bencana untuk memberikan bantuan langsung.
- Pemberdayaan Komunitas – Membangun program berbasis komunitas yang berkelanjutan di daerah rawan bencana.
- Penyelamatan & Evakuasi – Menyelenggarakan operasi penyelamatan bagi korban bencana dengan dukungan tim yang terlatih.
Penutup
Bencana bisa datang kapan saja, dan informasi yang salah bisa memperburuk keadaan. Memahami mitos dan fakta seputar penanggulangan bencana bisa bikin kita lebih siap dan responsif saat menghadapi situasi darurat.
Pastikan lo selalu update informasi dari sumber terpercaya seperti BMKG, BNPB, dan organisasi kemanusiaan seperti I-DERU. Dengan pengetahuan yang benar, kita bisa mengurangi risiko dan menyelamatkan lebih banyak nyawa!
Mari bersama-sama meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, demi Indonesia yang lebih tangguh!
Lo juga bisa download ebook gratis dari BNPB tentang persiapan menghadapi bencana lewat link di bawah ini: